Selasa, 28 Oktober 2008

d'masiv diantara kalian

kuakui kusangat2 menginginkanmu
tapi kini kusadar ku diantara kalian
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
kuakui kusangat2 mengharapkanmu
tapi kini kusadar ku takkan bisa
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
#lupakan aku kembali padanya
  aku bukan siapa2 untukmu
  kucintaimu tak berarti bahwa kuharus 
  memilikimu slamanyaaaaa...
kuakui kusangat2 menginginkanmu
tapi kini kusadar kudiantara kalian
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
back to#
aku tak mengerti ini semua harus terjadi
back to#

Jumat, 24 Oktober 2008

PROFIL DAERAH KABUPATEN MALANG

 

Kabupaten Malang

Motto Satata Gama Karta Rahardja

 

Kabupaten Malang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Kepanjen. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur.

 

Pembagian Administrative

Kabupaten Malang terdiri atas 33 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kepanjen. Pusat pemerintahan sebelumnya berada di Kota Malang. Kota Batu dahulu bagian dari Kabupaten Malang, sejak tahun 2001 memisahkan diri setelah ditetapkan menjadi kota. Ibukota kecamatan yang cukup besar di Malang antara lain: Lawang, Singosari, Dampit, dan Kepanjen.

 

Geografi

Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur, setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur.

Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua kompleks pegunungan tersebut.

Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar pantainya berbukit.

Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak ditanami sayuran, dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura seperti salak dan semangka.

 

Transportasi

Transportasi angkutan antarkota dilayani dengan bus kota dan kereta api. Terminal antarkota di Kota Malang adalah Arjosari (jurusan Surabaya dan Probolinggo), Gadang (jurusan Dampit, Lumajang dan Blitar/Tulungagung), dan Landungsari (jurusan Jombang, Tuban, dan Kediri). Angkutan dalam kabupaten menggunakan bus mini dan angkutan perdesaan. Terminal di wilayah kabupaten Malang adalah: Kepanjen dan Tumpang.

Malang terletak di jalur kereta api lintas Surabaya-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya. Terdapat 2 stasiun kereta api di Kota Malang (Malang Kotabaru dan Malang Kotalama), dan 7 stasiun di wilayah Kabupaten Malang (Lawang, Singosari, Blimbing, Pakisaji, Kepanjen, Ngebruk dan Sumberpucung). Lintasan kereta api ini termasuk unik (mungkin satu-satunya) di Indonesia karena melewati dua buah terowongan (tunnel) di daerah PLTA Karangkates.

 

Pariwisata

Malang dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Berikut adalah beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Malang:

  • Gunung Kawi, terletak di wilayah Kecamatan Ngajum. Terkenal sebagai tempat wisata spiritual.
  • Gunung Arjuno-Welirang, sering untuk pendakian dengan rute: Junggo, Cangar, Singosari, Lawang, Purwosari atau Pandaan.
  • Puncak Penanjakan Bromo lewat Nongkojajar.
  • Waduk Selorejo, terletak di Kecamatan Ngantang (di tepi jalan raya Malang-Jombang)
  • Waduk Karangkates (Bendungan Sutami), terletak di Kecamatan Sumberpucung.
  • Taman Ria Sengkaling, terletak di tepi jalan raya Malang-Batu, terdapat kolam renang dan taman bermain.
  • Air terjun Coban Rondo, terletak di Kecamatan Pujon.
  • Air terjun Coban Talun, Coban Rais.
  • Air terjun Coban Pelangi, terletak di Kecamatan Poncokusumo.
  • Pemandian Dewi Sri, terletak di Kecamatan Pujon menyajikan wisata pemandian air panas pegunungan. Wisata ini berada di dekat pasar Pujon sebagai sentra pemasaran buah dan sayur mayur.
  • Candi Singosari, terletak di Kecamatan Singosari.
  • Pantai: Pantai Ngliyep, Pantai Bajulmati, Pantai Sendangbiru, Pantai Balekambang.

 

Pengembangan Potensi

Sejarah menggambarkan bahwa Kabupaten Malang, Jawa Timur, merupakan wilayah strategis sejak masa pemerintahan raja-raja tempo dulu. Peninggalan prasasti yang menunjukkan bahwa daerah ini telah ada sejak abad VIII menjadi petunjuk yang penting. Kerajaan Singasari dan beberapa kerajaan kecil lain seperti Kerajaan Kanjuruhan yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo menjadi bukti. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci terjadi pada Jumat Legi, 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember 760. Tanggal inilah menjadi patokan hari jadi Kabupaten Malang.

 

Pola dasar pembangunan

Pola dasar pembangunan Kabupaten Malang mengacu pada dokumen perencanaan induk pembangunan yang secara substansial memuat komitmen politis: visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Malang ke depan. Selanjutnya dioperasikan berdasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan dan kebutuhan nyata serta aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Tujuannya tentu mewujudkan kehidupan masyarakat malang yang damai, demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supermasi hokum.

Tatanan masyarakat yang beradab, berakhlaq mulia, mandiri, maju dan sejahtera menjadi cita-cita mulia dari pembangunan Kabupaten Malang.

 

Potensi Malang, dari tambang hingga pariwisata

Kapupaten berudara sejuk ini memiliki kondisi fisiografis yang menarik. 15% dari luas daerahnya memiliki kemiringan lereng 45o dan seluas 20% terdiri dari kemiringan lereng antara 10o-20o. Selebihnya seluas 20% merupakan dataran alluvial, sementara 45% lainnya termasuk morfologi gunung api. Karenanya wilayah daerah Kabupaten Malang dikontrol oleh batuan hasil gunung api.

Dengan kondisi wilayah tersebut Kabupaten Malang sangat bervariasi dalam hal sumberdaya minerial. Karakteristik fisik wilayahnya dikontrol oleh litologi, struktur batuan hasil dari kegiatan eksogenik yang beraneka ragam membentuk perbukitan dan lembah-lembah sungai. Membuatnya kaya akan potensi bahan-bahan tambang, khususnya katagori bahan tambang golongan B dan C.

Bahan-bahan galian golongan B antara lain berupa emas dan pasir besi sebagai bahan besi baja. Termasuk dalam jenis galian golongan C adalah pasir batu, oker, fosfat, pasir kuarsa, feldspar, bentonit, trass batu, tanah liat, kalsit, zeolit, pasir urug, andesit, marmer, dan onyx.

Sektor pertanian telah memberikan kontribusi cukup dominan bagi perekonomian Kabupaten Malang. Lahan pertanian tanaman pangan seluas 50.011 hektar, terdiri dari beberapa klasifikasi lahan sawah teknis, sawah setengah teknis, sawah sederhana dan sawah tadah hujan. Sedangkan lahan tegalan mencapai 113.773 hektar dapat menghasikan komoditi tanaman pangan padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kedele, kacang tanah dan kacang hijau. Di samping tanaman hortikultura sayuran-sayuran dan buah-buahan. Komoditi sayuran seperti kubis, kentang, wortel, bawang putih, sawi, cabai, tomat dan lain sebagainya. Adapun komoditi holtikultura buah-buahan yang menjadi andalan adalah apel, salak, jeruk, pisang, rambutan, apokat, durian, semangka, kelengkeng, coklat, kopi, dan perkebunan teh dan karet.

Pada sektor pertanian berpotensi untuk investasi industri pengolah atau penunjang. Wilayah Kabupaten Malang juga berpotensi untuk ternak sapi dan lebah. Ternak sapi selain untuk menyuplai kebutuhan daging, ternak sapi perah, hasil susunya berprospek untuk memenuhi kebutuhan industri keju. Pengembangan ternak lebah penghasil madu dari bunga randu, paitan dan kelengkeng pun sangat mungkin di kawasan sejuk ini. Pun, anugrah alam lainnya membuat kabupaten ini berpotensi untuk pengembangan perikanan air tawar maupun laut.

Alamnya yang subur serta bertabur keindahan, dilengkapi peninggalan sejarah benda-benda bersejarah dapat memacu pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor ini dikelompokkan menurut jenis wisatanya, yaitu wisata hiburan yang mengutamakan obyek wisata hiburan seperti Taman Burung Malang, Pemandian Metro, Pemandian Dewi Sri serta banyak lagi lainnya.

Wana Wisata mengutamakan obyek wisata yang berhubungan dengan alam seperti Gunung Bromo, Air Terjun Coban Rondo, Air Terjun Coban Pelangi dan sebagainya. Wisata Budaya menggali serta mengembangkan obyek wisata terkait dengan sejarah dan budaya Kabupaten Malang, di sini ada Candi Singosari, Candi Badut, serta tempat-tempat ritual Pesarean Gunung Kawi.

Wisata alam pantainya antara lain pantai Ngliyep, Balekambang dan Sendang Biru memiliki potensi untuk pengembangan wisata pantai dan wisata tirta dengan salah satunya Bendungan Selorejo serta agro wisata kebun Teh Wonosari Lawang.

Umumnya, potensi-potensi yang dimiliki alam Kabupaten Malang berprospek untuk pengembangan industri, pengolah sektor-sektor pendukung pun dapat tercipta disana. Namun terpulang bagaimana pemerintah dalam menggarapnya, karena kini persaingan semakin global dan ketat (parit)

Kabupaten dengan luas wilayah sekitar 2.977,05 km2 ini bakal menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki sertifikat ISO 9001 Versi 2000. Dengan model pembangunan ekonoomi berbasis kerakyatan, kabupaten ini sedang giat memajukan kesejahteraan masyarakatnya. Banyak peluang bagi para investor untuk berperan.

Pemerintah Kabupaten Malang yang kini bisa disebut sedang giat membangun paradigma pemerintahan baru yang sesuai dengan tuntutan globalisasi. Sejak satu setengah tahun lalu, dengan diarahkan oleh PT Surveyor Indonesia, kabupaten berpenduduk 2.244.415 (Sensus Penduduk 2000) itu sedang mengikuti proses untuk memperoleh sertifikat ISO 2001 Versi 2000. "Ini adalah tindakan nyata kami untuk mengubah perilaku birokrasi agar sesuai dengan tuntutan menuju entrepreneurial government," kata Sujud Pribadi, Bupati Malang.

 

Kaya Potensi Sumber Daya Alam

Berbicara soal potensi ini, Kabupaten Malang termasuk salah satu wilayah yang bisa disebut sangat kaya sumber daya alam. Misalnya, Dampit, sebuah daerah sejuk di Kabupaten Malang yang merupakan penghasil kopi berkualitas tinggi.

Di satu sisi, kontribusi sektor pertanian terhadap aktivitas perekonomian ini mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk. Di sisi lain, sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.

 

 

Potensi Wisata nan Menarik

Selain kaya berbagai komoditas andalan yang memiliki potensi menangguk devisa, Kabupaten Malang juga dikenal karena kaya objek wisata. Berkunjung ke Jawa Timur rasanya tak lengkap taknpa melakukan perjalanan wisata ke Kabupaten Malang.

Untuk menarik lebih banyak wisatawan, Pemkab Malang bekerja sama dengan biro-biro perjalanan juga sedang merancang sebuah paket perjalanan wisata yang diberi nama Paket Wisata Ken Dedes -Bromo.

Bagi calon investor yang berminat menanamkan modalnya di sektor wisata, Kabupaten Malang layak menjadi pilihan. Di sini para pemilik modal bisa menggarap beberapa lahan investasi seperti wisata pantai , taman rekreasi, wisata agro, wana wisata, wisata ziarah, wisata alam, hotel, dan restoran dan biro perjalanan.

 

 

ANALISA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MALANG DILIHAT DARI TEORI PEMBANGUNAN DAERAH

  1. Teori  Basis Ekonomi

Basis Ekonomi adalah sumber pendapatan kabupaten Kabupaten-Kota. Basis Ekonomi adalah motor yang menggerakkan dan mengatur semua aktivitas real estate di suatu daerah.Analisa Basis Ekonomi adalah suatu alat untuk membantu :

  • Mengidentifikasi Kabupaten-Kota atau daerah mana akan tumbuh.
  • Membantu menandai pertumbuhan.
  • Membantu mengukur berapa banyak pertumbuhan.

Menurut John Glasson, perekonomian regional dapat dibagi menjadidua sektor yaitu kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan-kegiatan bukan basis. Kegiatan-kegiatan basis (basic activities)adalah kegiatan ekonomi yangmenghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, dan menjualnya atau memasarkan produk-produknya keluar daerah. Sedangkan kegiatan-kegiatanekonomi bukan basis (non basic activities)adalah usaha ekonomi yang menyediakan barang-barang dan jasa-jasa untuk kebutuhan masyarakatdalam wilayah ekonomi daerah yang bersangkutan saja. Artinya kegiatan-kegiatan ekonomi bukan basis tidak menghasilkan produk untuk diekspor keluar daerahnya. Oleh karena itu, luas lingkup produksi mereka itu dan daerahpemasarannya masih bersifat lokal. Menurut teori ini meningkatnya jumlah kegiatan ekonomi basis didalam suatu daerah, akan meningkatkan jumlah pendapatan daerah yangbersangkutan. Selanjutnya akan meningkatkan permintaan terhadap barangdan jasa di daerah itu dan akan mendorong kenaikan volume kegiatan ekonomi bukan basis (effect multiplier). Sebaliknya apabila terjadi penurunanjumlah kegiatan basis, akan berakibat berkurangnya pendapatan yangmengalir masuk ke dalam daerah yang bersangkutan, dan selanjutnya akanterjadi penurunan permintaan terhadap barang-barang yang diproduksi olehkegiatan bukan basis

Teori Basis Ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Strategi pembangunan daerah yang kemudian dilakukan adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. Implementasi kebijakannya mencakup pengurangan hambatan batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah tersebut. Namun sayangnya fasilitas bantuan dan kemudahan ini hanya dapat diakses oleh segelintir pelaku ekonomi dari pusat. Pelaku ekonomi di daerah hampir tidak punya akses. Konsekuensinya adalah pada akhirnya akan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global.

Secara umum daerah memiliki potensi dalam pertanian, pertambangan dan mineral, kelautan, kehutanan, dan peternakan. Potensi ekonomi di masing-masing daerah tentu tidak sama. Masing-masing daerah memiliki potensi yang berbeda. Prioritas pengembangannya juga berlainan.

Dari potensi alam yang dimiliki Kabupaten Malang kemudian dapat dikembangkan prioritas utama untuk dikembangkan. Bermodalkan kendala maupun keunggulan kompetitif dan komparatif SDA,perlu menetapkan prioritas jenis komoditas atau ptensi SDA yang akan dikembangkan, pola pengelolaannya dan peluang pasar yang menguntungkan.

Tindakan utama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan potensi sumber-sumber ekonomi yang ada termasuk juga pemetaan kendala-kendala yang dihadapi selama ini. Pemetaan potensi sumber daya ekonomi ini berguna untuk mengawali proses penentuan prioritas pengembangan potensi ekonomi masyarakat. Namun, yang pasti adalah bahwa potensi-potensi tersebut tidak semuanya dapat diakses oleh masyarakat. Kebijakan pengelolaan yang selama ini berlangsung cenderung menghilangkan akses pengelolaan dan pemanfaatan SDA tersebut. Di samping pemilihan prioritas potensi yang dapat dikembangkan,identifikasi stakeholders yang mempunyai kepentingan terhadap SDA juga harus dilakukan.

 

  1. Teori Lokasi

Selama ini, penentuan lokasi ibu kota suatu daerah otonom seringkali didasarkan pada sumberdaya dan potensi yang dimiliki, sehingga kemudian lokasi tersebut dijadikan sebagai pusat dari segala kegiatan daerah yang bersangkutan, baik kegiatan pemerintahan, kegiatan ekonomi, dan lain-lain, atau merupakan kawasan campuran.

        Dasar teoritisnya adalah teori konsentrik yang memusatkan segala aktivitas di satu lokasi. Pola semacam ini mungkin saja bisa lebih efisien dan efektif, tapi di masa mendatang, pemusatan semua kegiatan dalam satu lokasi berpotensi menimbulkan kesenjangan, bahkan kerusakan ekologis yang berkepanjangan. Karena itulah, dalam pengkajian yang dilakukan Tim Konsorsium, dicari suatu pendekatan alternatif untuk menentukan lokasi ibu kota. Pendekatan yang diharapkan bisa lebih proyektif, sehingga tidak menimbulkan permasalahan lanjutan di masa mendatang. Pendekatan ini lebih didasarkan kepada teori lokasi dan teori inti berganda (Multiple Nuclei Theory) dari Harris-Ullman, yang menghasilkan zonasi (perwilayahan) dengan kompetensi tertentu. Artinya, pusat-pusat kegiatan disebar ke dalam beberapa wilayah (zonasi).

Pemilihan suatu lokasi pelayanan masyarakat selalu dibangun atas asumsi yang dikehendaki masyarakat dan perencanaan pembangunan jangka panjang. Lokasi akan berbentuk suatu kawasan yang akan dikembangkan dan/atau diperkirakan akan berkembang. Untuk menentukan lokasi didasarkan pada sejumlah kriteria, seperti aksesibilitas yang mudah dan murah, terutama dalam komponen transportasi, orbitrasi, ketersediaan fasilitas publik, pertimbangan tingkat kemajuan sosial, budaya, potensi ekonomi, dan potensi bencana alam.